06 Agustus 2008

PRAKTIK AMALIYAH

Seorang pengamal TQN harus membuktikan kebajikan yang timbul dari kesucian, sebagai berikut:

  1. Terhadap orang-orang yang lebih tinggi daripada kita baik dhohir maupun batin harus kita hormati, begitulah seharusnya, hidup rukun saling harga-menghargai.
  2. Terhadap sesama yang sederajat dengan kita dalam segala-galanya, jangan sampai terjadi persengketaan, sebaliknya harus bersikap rendah hati, bergotong royong dalam melaksanakan perintah Agama maupun Negara, jangan sampai terjadi perselisihan dan persengketaan, kalau-kalau kita terkena firman-Nya: "'Adzabun Alim", yang berarti duka nestapa untuk selama-lamanya dari Dunia sampai Akhirat (badan payah, hati susah).
  3. Terhadap orang-orang yang keadaannya dibawah kita, janganlah hendak menghinakannya atau berbuat tidak senonoh, bersifat angkuh. Sebaliknya harus belas kasihan dengan kesadaran, agar mereka merasa senang dan gembira hatinya, jangan sampai merasa takut dan liar, bagaikan tersayat hatinya, sebaliknya harus dituntun dibimbing dengan nasehat yang lemah lembut yang akan memberi keinsyafan dalam menginjak jalan kebajikan.
  4. Terhadap fakir-miskin, harus kasih sayang, ramah-tamah serta bermanis budi, bersikap murah tangan, mencerminkan bahwa hati kita sadar. Coba rasakan diri kita pribadi, betapa pedihnya jika dalam keadaan kekurangan, oleh karena itu janganlah acuh tak acuh, hanya diri sendirilah yang senang, karena mereka jadi fakir miskin itu bukannya kehendak sendiri, namun itulah kodrat Tuhan.

Disamping itu seorang pengamal TQN harus mengamalkan wasiat dari Guru Mursyid antara lain:

  • Jangan membenci kepada ulama yang sezaman
  • Jangan menyalahkan kepada pengajaran orang lain
  • Jangan memeriksa murid orang lain
  • Jangan merubah sikap meskipun disakiti orang
  • Harus menyayangi orang yang membenci kepadamu

Juga kepada segenap pengamal TQN agar dapat menjaga keseragaman pengamalan (amaliah) baik harian, mingguan (khataman) maupun bulanan (manaqiban) sebagai berikut;

  1. HARIAN, dzikir berjama'ah dengan tertib, tidak tergesa-gesa, menjaga suara agar tidak saling mendahului.
  2. MINGGUAN, Khataman yang berisi tawassul dan membaca aurod-aurod serta do'a-do'a.
  3. BULANAN, Manakib dengan tata tertib sebagai berikut:
    • Pembacaan ayat suci Al-Qur'an
    • Pembacaan Tanbih
    • Tawassul
    • Pembacaan Manakib Syekh Abdul Qadir Jailani QS
    • Ceramah amaliah
    • Penutup

Tidak ada komentar: