Selalu ada hal luar biasa di Mushalla Sohibul Manfaat (dibanding tempat ibadah lain, tentunya). Terlebih lagi di bulan Ramadhan. Apalagi kalau bukan menyangkut ibadah dan kebersamaan.
Ibadah dan kebersamaan?
Selalu, dua hal itu yang menonjol. Menyangkut ibadah, sudah pasti. Karena, di Mushalla yang “dikawal” Wakil Talqin Thoriqoh Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya Ustadz M. Siradjudin Ruyani itu, ibadah tetap nomor satu. Wujudnya, kualitas dan kuantitas shalat dan zikir yang di luar kebiasaan.
Ba’da maghrib (juga dilakukan berbuka puasa bersama), para akhwah berzikir harian dan khataman. Tak lama berselang, bedug isya pun terdengar. Maka, shalat isya dan tarawih (yang 20 rakaat plus 3 witir) digelar. Zikir harian tetap dikumandangkan di antara shalat fardhu dan shalat sunnah muakkad itu. Setelah itu, Ustadz Sirod akan membelai kalbu dengan “kuliah tujuh menit”nya. Ceramah singkat ini memang asli tujuh menit, karena disiapkan untuk sekedar mengingatkan para akhwah untuk istiqomah dalam pelaksanaan ibadah dan rutinis TQN.
Ketika waktu khataman (mingguan) tiba di malam Sabtu, para akhwah pun makin ramai. Kami pun berzikir tanpa lelah dan bosan hingga pukul 24.00 WIB. Subhanallah.
Di antara pelaksnaan ibadah berjamaah yang tetap semangat itu, kebersamaan tetap menjadi jiwa Sohuibul Manfaat. Dengan berbuka puasa bersama, menyiapkan “takjil” ba’dan tarawih yang bergiliran dan dinikmati sama-sama, juga gotong-royong menikmati khataman, para akhwah jadi diikat dalam satu batin. Semua menikmati menu yang sama. Semua merasakan beban yang sama. Dan sama menjamu rasa kebersamaan itu.
Bila ada tempat lain yang juga menawkan nuansa yang sama pastilah masih berkaitan dengan TQN. Karena kelompk tarekat ini memang “disiplin” dengan konsep totalitas amaliyah dan kebersamaan. Sehingga, tanpa terasa, malam barokah terlewati, malam maghfiroh tengah dijalani, dan malam ikum minanar segara dijelang. Dan, Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir batin.[]