08 Oktober 2008

AMALIYAH BULANAN SYAWAL 1429 H

Berbeda dengan penyelegaraan manaqib sebelumnya yang di minggu ke-4 setiap bulannya, kali ini acara itu dilaksanakan pada minggu pertama. Hal itu terkait acara Walimatus Safar Ustadz M. Siradjuddin Ruyani yang juga diselenggarakan di hari yang sama. Meski suasana mudik dan Idul Fitri masih terasa, ternyata tidak mengurangi kemarakan dan kehikmatan tradisi bulanan ini.

Sekitar seratus akhwah memadati bagian dalam dan halaman Mushalla Sohibul Manfaat. Mereka bukan hanya berasal dari wilayah Tangerang, tapi juga daerah-daerah lain. Tujuannya pun beragam. Ada yang karena memenuhi kewajiban manaqib, tapi ada juga memang sengaja menggabungkannya untuk berhalal bihalal dan menghantarkan salam perpisahan untuk wakil talqin yang hendak berhaji. Subhanallah.

"Saya menitipkan keluarga dan berharap doa restu para ikhwan dan akhwat," kata Ustadz M. Siradjuddin Ruyani. Sesekali tangan wakil talqin itu disekakan ke matanya yang berair. Para akhwah tak kalah terharunya. Beberapa akhwat ikut menangis. Terharu.

Meski begitu, hikmah mankobah dan tausyiah tetap saja meluncurkan dari Ustadz Sirod -- begitu wakil talqin itu biasa dipanggil. "Pokoknya, amalkan saja apa-apa yang sudah ditugaskan. Jangan membesarkan khayalan dan keinginan. Pokoknya, amalkan saja!"

Selain shalat fadhu, para ikhwan dibekali tugas shalat-shalat nawafil sejak fajar menyingsing hingga malam, zikir harian, zikir mingguan berjamaah dalam khataman, dan juga manaqib. Karena, dengan keikhlasan dan berharap akan kerindhanNya, semua amaliyah kelak membuahkan buah nan ranum.

Malamnya, para ikhwan kembali berkumpul di halaman Mushalla Sohibul Manfaat. Kali ini, mereka mengikuti hikmah Walimatus Safar yang disampaikan Doktor KH Achmad Suhaemi Hasan alias Ajengan Eces.

Meski acara sempat mulur beberapa jam, namun tidak membuyarkan kesabaran dan harapan untuk memperoleh pengetahuan. Lebih daripada itu, mereka memang begitu kokoh membangun kebersamaan dan kesetiaan terhadap gurunya yang wakil talqin, serta sesama akhwah. Sehingga, ketika malam menyergap dan dingin terus menusuki tulang, mereka tetap duduk manis di hadap ajengan. Sebaliknya, Ajengan Eces pun tak kalah semangatnya, untuk menghidangkan tausyiah haji.[]