04 Agustus 2008

KHALWAT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

Usai shalat isya, berzikir, dan tidur. Beliau terbiasa membangun shalat tahajud di tengah malam. Tahajud adalah kebangkitan setelah kematian. Ketika seseorang bangun untuk tahajud, ia akan memiliki hati dan pikiran yang jernih. Agar kekhusuan tidak rusak, jangan terlibat dalam berbagai kegiatan yang lazim seperti makan dan minum.

Setelah bangun tidur, dengan kesadaran akan kebangkitan, beliau membaca:

Alhamdulillahil ladzi ahyanaa ba’da maa amaa tana wa ilayhin nusyur.

Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kematian kami dan kepadaNya kami akan dibangkitkan.

Kemudian membaca sepuluh ayat terakhir surat Al Imran:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.

(Yaitu) Orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini sia-sia. Mahasuci Engkau, selamatkanlah kami dari api neraka”.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, sungguh telah Engkau hinakan dia dan tidak ada bagi orang-orang zalim seorang penolong pun.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyerukan kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kami pun beriman.

Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang terbebaskan.

Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasulMu dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalanKu, yang berperang dan yang dibunuh, pasti akan Kuhapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisiNya pahala yang baik.”

Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak di dalam negeri.

Ini hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam adalah tempat yang seburuk-buruknya.

Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti.

Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang ditunrunkan kepadamu dan yang diturunkan kepada mereka, sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitunganNya.

Hai orang yang beriman, bersabarlah, dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.

(Al Imran [3]: 190-200)

Setelah berwudhu dan beliau berdoa:

Mahasuci Allah – segala puji bagiMu. Hanya kepadaMu kami berdoa. Aku memohon ampunanMu atas dosa-dosaku. Ampunilah dosa-dosaku, ampunilah seluruh diriku. Terimalah tobatku. Engkau Mahapenyanyang, Engkau Mahamengampuni. Ya Allah, masukkanlah aku ke golongan orang yang menginsafi kesalahan mereka dan masukkanlah aku ke golongan hambaMu yang suci, yang bersabar, yang bersyukur, yang mengingatMu dan yang memujiMu siang dan malam.

Seraya menengadahkan tangannya dan menghadap kiblat, beliau pun melanjutkan doanya:

Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, Yang Esa, tak bersekutu, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.

Aku berlindung kepada kasih sayang-Mu dari azabMu. Aku berlindung kepada keridaan dan cintaMu dari murkaMu. Aku berlindung kepadaMu dariMu. Aku tidak mengenalMu seperti Engkau mengenal diriMu sendiri. Aku tidak dapat memujiMu sepenuhnya. Aku adalah hambaMu dan anak hamba-Mu. Dahiku, yang padanya Engkau tuliskan nasibku, berada di tanganMu. TakdirMu berlaku atas diriku. Apa pun yang Engkau tetapkan atas diriku pantas untukku. Kubentangkan kedua tanganku di hadapanMu dan karunia yang Engkau berikan kepada keduanya. Aku bersimpuh di hadapanMu, seraya kuungkapkan semua dosaku. Tak ada tuhan selain Engkau; Engkau mahapengasih dan aku adalah orang yang zalim. Aku adalah pelaku maksiat. aku telah menganiaya diriku sendiri. Karena aku adalah hambaMu, ampunilah dosa-dosaku yang besar. Engkau adalah Tuhanku dan hanya Engkau yang dapat memberi ampunan.

Allah Mahabesar. Segala puji bagiNya. Aku mengingat dan menyucikanNya siang dan malam.

Lalu membaca tiga kalimat tasbih masing-masing sepuluh kali:

Subhanallah.

Mahasuci Allah.

Alhamdulillah.

Segala puji dan syukur bagiMu.

La ilaaha illallah.

Tiada tuhan selain Allah.

Kemudian beliau mendirikan 12 rakaat shalat tahajud, dengan mengucapkan salam setiap dua rakaat. Di ujung malam, beliau menyambungnya dengan shalat witir tiga rakaat. Pada rakaat ketiga, setelah membaca surat Al Fatihah dan surat Al Qur’an (biasanya merangkai surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas), membaca “Allahu Akbar” dan membacakan doa qunut:

Ya Allah, kami memohona pertolonganMu, dan kami memohon ampunan serta petunjukMu. Kami beriman kepadaMu, kami berpaling kepadaMu, kami berserah diri kepadaMu dan kami memujiMu atas semua kebaikan. Kami bersyukur kepadaMu dan kami tidak ingkar kepadaMu. Kami mencela dan menjauhkan diri dari orang-orang yang berbuat maksiat kepadaMu.

Ya Allah, kepada Mu kami mengabdi, kepadaMu kami berdoa dan sujud; kepadaMu kami memohon pertolongan. Kami memohon kasih sayang-Mu dan takut akan azabMu. Sesungguhnya azabMu akan menimpa orang-orang yang tidak beriman kepadaMu.


Menjemput Indahnya Fajar

Setelah matahati terbit di ufuk fajar, beliau mendirikan dua rakaat shalat isyraq (shalat terbitnya cahaya).

Lalu, disambung dengan dua rakaat shalat isti’adzah (shalat memohon perlindungan dan keselamatan dari kejahatan). Pada rakaat pertama, membaca surat Al Fatihah dan Al Falaq. Dan pada rakaat kedua, membaca surat Al Fatihah dan An Nas.

Kehadiran pagi itu pun dijemput oleh dua rakaat shalat istikharah (shalat memohon petunjuk Allah untuk mencapai keputusan yang benar pada hari itu). Pada rakaat pertama, membaca surat Al Fatihah dan Ayat Kursi. Pada rakaat kedua membaca surat Al FAtihah dan Al Ikhlas sepuluh kali.


Mengawali Pagi nan Damai

Mendirikan enam rakaat shalat dhuha, dengan mengucapkan salam setiap dua rakaat. Pada rakaat pertama membaca surat Al Fatihah dan Asy Syams. Dan pada rakaat kedua membaca surat Al Fatihah dan Adh Dhuha.

Usai mendirikan shalat dhuha, dilanjutkan dengan mendirikan dua rakaat shalat kaffarah (shalat menghapuskan dosa yang disengaja maupun yang tidak disengaja). Pada setiap rakaat membaca surat Al Fatihah dan Al Kautsar sebanyak tujuh kali.

Dengan hati yang tenang dan khusu, berikutnya mendirikan empat rakaat shalat tasbih, dengan mengucapkan salam setiap dua rakaat. Di antara berdiri (15 kali), ruku (10 kali), i’tidal (10 kali), sujud (10 kali), dan duduk (10 kali), tentu saja dengan mengalunkan kalimat tasbih;

Subhanallah.

Wal hamdulillah.

Wala Ilaha illallah.

Allahu akbar.

Wala hawla walla quwwata illa billahil aliyyil azhim.

Untuk empat rakaat itu, 300 kali kalimat tasbih dihantarkan untuk Yang Mahamemberi.

Rangkaian khalwat pagi itu, segera saja disambung dengan mengalunkan seratus kali salawat untuk Baginda Muhammad SAW dan membaca seratus kali surat Al Ikhlas.

Semoga Allah memperkenankan istiqomah kita untuk senantiasa berkhalwat karenaNya.[]

Tidak ada komentar: