Syekh Rosyid al-Junaidi meriwayatkan, pada malam Mi'raj malaikat-malaikat datang menghadap Rasulullah Saw. membawa Buroq. Kakinya bercahaya laksana bulan dan paku telapak kakinya bersinar seperti sinar bintang. Di kala Buroq itu dihadapkan kepada Rasulullas Saw, ia tidak bisa diam dan kakinya bergoyang-goyang. Rasul bertanya, "Mengapa kamu tidak bisa diam? Apakah kamu tidak mau aku kendarai?"
Buroq menjawab, "Demi nyawa hamba yang menjadi penebusnya, hamba tidak menolak, namun ada satu permohonan, yaitu ketika Engkau akan masuk surga, tidak menunggangi yang lain."
Maka Rasul pun menjawab, "Baik, permohonanmu kukabulkan."
Kemudian Buroq itu masih mengajukan permintaan, "Hendaknya tanganmu yang mulia memegang pundak hamba sebagai tanda bukti nanti pada hari kiamat."
Lalu dipeganglah pundak Buroq itu oleh Rasulullah Saw. Karena gejolak rasa gembiranya, jasad Buroq itu tidak cukup untuk menampung ruhnya, badannya menjadi 40 hasta tingginya. Rasul terpaku untuk sementara waktu melihat keadaan tersebut karena memerlukan sebuah tangga untuk menaikinya.
Saat itu juga, datanglah Ghoutsul A'zhom Syekh 'Abdul Qodir Jailani bertekuk lutut di hadapan Rasul dan berkata, "Silahkan pundak hamba jadikan tangga!"
Maka Rasul pun memijakkan kakinya pada pundak Syekh, lalu beliau menaiki Buroq tersebut. Kemudian Rasul berkata, "Sebagaimana telapak kakiku menginjak pundakmu, maka telapak kakimu akan menginjak pundak para waliyullah."
1 komentar:
Assalammu'alaikum Wr. Wb.
Mohon pencerahan apa yg dimaksud dengan Ghoutsul A'zhom Syekh 'Abdul Qodir Jailani.
Wassalam
Posting Komentar